Batu Nisan dan Pusara Menjadi Tempat Pelukan Pertamamu

Salam Inspirasi...

 

Halo sobat inspiratif, 

sudah siapkah kalian dengan cerita-cerita dari Kisah Inspiratif ?

 

Yuk dengerin cerita ini sambil santai dengan sejenak menghela nafas untuk dapat memaknai kisah berikut. Cerita Pertama adalah kisah pengalaman yang membuat penulis menangis untuk pertama kali.

 

Orang tua, yah mungkin bagi kalian sosok orang tua adalah sosok yang biasa atau lumrah ditemui setiap hari, sehingga terkadang seakan tidak ada hal istimewa yang kita rasakan ketika bertemu dan bertegur sapa dengan orang tua kita.

Bahkan mungkin mencium kening dan pipi orang tua sendiri pun bagi beberapa orang seakan-akan dirasa sebuah hal yang tabu dan aneh untuk dilakukan apalagi ketika anak sudah beranjak dewasa. 

Namun pernahkah sobat kita sejenak merenung apasih sebenarnya yang bisa membuat orang tua kita tersenyum Bahagia? apakah dengan uang ? apakah dengan rumah ? apakah dengan mobil ? Tidak semua kawan

Ternyata pelukan dan ciuman yang tulus dari seorang anak lah yang sangat tak ternilai harganya bagi orang tua.

Suatu hari aku pernah berdoa kepada tuhan "Ya allah tolong biarkan kami sekeluarga selalu bersama dan apabila ada salah satu dari kami yang engkau panggil tolong agar kami dapat pergi bersama-sama, saya tidak ingin ada salah satu dari kami yang merasakan sedihnya ditinggalkan, kami tidak ingin ada setetes air mata yang jatuh karena merelakan kepergian".

Namun ternyata takdir berkata lain, tepat satu bulan setelah merayakan bertambahnya usia, sosok ayah yang dari kecil aku anggap sebagai teman dan sepertinya hampir tidak pernah ada pelukan dan ciuman hangat dari seorang anak, tiba-tiba saja tersungkur tak sadar diri. Aku yang saat itu sedang mengadu nasib di luar kota mendadak syok mendengar kabar dari ibu dan adikku. Seketika seluruh tubuh bergetar, dada terasa sesak, dan air mata tiba-tiba menetes.  

Bahkan kesedihan itu tak selesai sampai disitu, niatku mencium kening dan memeluk ayah untuk terakhir kalinya pun seketika sirnah karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Kini hanya pusara dan batu nisan saja yang bisa aku cium, tidak ada lagi wajah ayah yang kusayang, hanya potret senyum dan gambar yang terpajang di rumah yang bisa aku sentuh untuk selalu menjadi obat pelipur lara. Hanya doa yang saat ini bisa aku berikan untuk ayah, keringatmu akan menjadi penyejuk pusaramu

Terima kasih ayah , jasamu tiada tara

Baiklah sobat mungkin cukup sekian yang dapat penulis sampaikan terkait kisah sosok seorang ayah bagi penulis. Jadikan pengalaman penulis sebagai cerminan untuk selalu membuat orang tua kita tersenyum Bahagia. Jangan sia-siakan kesempatan Bersama dengan orang tua, karena ayah dan ibu kita tidak akan kekal abadi selamanya.

 

Cium dan peluklah raga orang tuamu , sebelum nisan dan pusara yang menjadi persinggahanmu

MW,2022

Komentar